Minggu, 11 Mei 2008

Communication Navigation Surveilance/ Air Traffic Management (CNS/ATM)

Pengertian New CNS / ATM

Adalah : Bagaimana memanfaatkan segala kemajuan teknologi manusia semaksimal mungkin untuk mendukung transportasi udara (Communication, Navigation, Surveillance) agar lebih aman (safety), sesuai dengan regularity, serta efisien.

Communication

Navigation

Surveillance

Air Traffic Management

Air Traffic Management (ATM) adalah suatu penggabungan antara airborne functions dengan ground-based functions (ATS, airspace management dan air traffic flow management) untuk menjamin keselamatan dan efisiensi pergerakan pesawat selama pesawat tersebut melaksanakan seluruh fase penerbangannya.

Communications, navigation and surveillance systems, employing digital technologies, including satellite systems together with various level of automation, applied in support of a seamless global air traffic management system

Improving upon level of safety, regularity, overall efficiency and capacity of airspace and airport

Strategic Vision

To foster implementation of a seamless, global air traffic management system that will enable aircraft operators to meet their planned times of departure and arrival and adhere to their preferred flight profiles with minimum constrains and without compromising agreed levels of safety

Aviation Safety

Is a condition, achieved through the continuous systematic process of identifying and forecasting aviation risks and developing facilities, services, programs or procedures to minimize the risk. Thereby preventing the loss of aviation resources due to accident or incident.

Safety Awareness

Continuous systematic process of identifying, forecasting and assessing hazards that are threatening operational activities (flight operation).

Tujuan New CNS / ATM

  1. Capacity Airspace
  2. Route
  3. Airport dalam memanage traffic
  4. Penerapannya harus secara Global antar negara yang satu dengan yang lainnya

Sejarah CNS / ATM

Sejalan dengan kemajuan teknologi penerbangan yang begitu cepat, ICAO telah mengkaji dan memperbaiki berbagai masalah komunikasi, navigasi dan pemanduan (Communication, Navigation and Surveillance/Air Traffic Management atau CNS-ATM). Hasil kajian tersebut berupa ICAO global plan

Bagaimana menuju CNS / ATM di Indonesia ?

  • Kebijakan untuk peningkatan pelayanan dan penggunaan kapasitas prasarana dan sarana secara efisien dengan 2 tahap :
    1. Penambahan frekuensi penerbangan
    2. Penambahan kapasitas angkut
  • Kebijakan bidang keselamatan penerbangan
  • Penyusunan rutepenerbangan domestik
  • Lebih mengintensifkan pelayanan jasa penerbangan internasional
  • Perbaikan peraturan dan perundang-undangan

a. Terbuka bagi masyarakat

b. Penegasan tentang batas-batas kewenangan dan tanggung jawab antara pemerintah pusat, pemda maupun pengelola bandar

Perkembangan CNS / ATM di Indonesia

  • Proses transisi lewat program training
  • Diperkenalkan langsung pada atau konsep operasional yang kelak memang akan Mendominasi ATC di ABAD 21. Diantaranya, berupa sistem komunikasi, AMSS (Air Mobile Satellite Services), VHF ACARS, serta ADS, CPDLC (Controller Pilot Data Link Communication), ASM (Air Space Management), dan ATFM (Air Traffic Flow Management)
  • ICAO Telah memasukkan sejumlah Bandara Internasional di Indonesia ke dalam sembilan wilayah rute (Area Of Routing)

Mengapa CNS / ATM dibutuhkan ?

Pada awalnya pilot memiliki kemampuan yang terbatas, yakni terbatas dalam jarak pandang, speed yang tinggi yaitu 900 km/jam, dan tidak bisa melakukan pengereman mendadak.

Pilot membutuhkan pemandu lalu lintas udara (ATC) agar bisa memandu pilot menuju tujuan yang diinginkan.

Communication adalah hal yang mutlak bagi pilot dan pemandu lalu lintas udara.

Navigation dibutuhkan pilot agar tidak keluar dari jalur penerbangannya, dan bisa menjawab posisi keberadaannya dengan akurat.

Surveillance dibutuhkan agar pilot dapat menghitung lebih akurat dibanding secara manual.

Aman dan lancar

Selain bisa menghindari inefisiensi yang diakibatkan rintangan alam seperti obstacle darat dan gejala cuaca buruk, juga menjadikan pula penerbangan lebih aman, lancar, dan teratur karena dunia penerbangan sipil akan banyak meninggalkan sistem lama yang begitu tergantung pada peralatan berbasis hubungan terrestrial untuk kemudian beralih ke era satelit.

Dalam era yang begitu canggih ini, jalur komunikasi pun akan dibuat begitu tergantung dengan satelit, ATN, atau VDL. Untuk navigasi lewat jaringan GNSS (Global Navigation Satellite Systems, dengan GPS atau GLONASS) dan SBAS. Sedang untuk surveillance akan digunakan radar Mode Select, ADS (Automatic Dependent Surveillance), atau ADS-B (ADS-Broadcast).

Menuju The New Air Traffic Management System

Perubahan besar menuju new ATM system harus dilakukan secara bertahap dan harus memenuhi beberapa persyaratan dibawah ini:

· Harus dipastikan bahwa tingkat keselamatan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan

· ATM yang diperkenalkan/yang akan diterapkan tersebut harus sesuai dengan worl scale system

· Future ATM system harus dapat menangani semua pesawat (pesawat dengan berbagai instrumentasinya) di setiap tempat yang akan diterapkan new ATM system. Dalam hal ini, system baru tersebut tidak akan menjadi suatu kerugian bagi pesawat yang dilengkapi dengan high performance instrumentation

Air Traffic Management (ATM) terbagi menjadi dua subsistem management yaitu Air Traffic Flow Management (ATFM) dan Air Space Management (ASM). Dari dua subsistem ini nantinya akan saling mendukung hingga tercapainya tujuan dari ATM itu sendiri.

Tujuan dari ATFM adalah untuk mengoptimalisasikan arus lalu lintas udara baik itu dari atau menuju suatu area terutama pada saat kebutuhan akan jasa penerbangan meningkat atau diperkirakan akan meningkat melebihi kapasitas kemampuan ATC system. ATFM membantu ATC dalam menghadapi situasi tersebut melalui penggunaan ruang udara dan kapasitas bandara yang paling efisien sehingga mampu memberikan pelayanan sesuai dengan objectives of ATS dan tetap menekan delay cost serendah-rendahnya.

Tujuan dari ASM adalah untuk memaksimalkan penggunaan ruang udara yang ada dengan metode dynamic-time sharing dan, pada saat tertentu, pemisahan ruang udara berdasar kategori-kategori penggunanya dalam jangka waktu pendek. Hal ini juga membantu ATC seperti ATFM.

Dari kedua tujuan diatas maka dapat dipastikan dari tujuan new ATM system atau bahkan tujuan dari future ATM system adalah sebagai berikut :

· Mempertahankan atau bahkan meningkatkan tingkat keselamatan penerbangan.

· Peningkatan kapasitas dari system yang ada dan memanfaatkan sepenuhnya kapastitas yang ada untuk menghadapi kebutuhan pelayanan penerbangan yang semakin meningkat.

· Bagi pengguna jasa penerbangan terdapat dynamic accommodation, dua pilihan flight trajectories yaitu dengan three dimensional atau four dimensional traject.

· Peningkatan ketepatan pemberian informasi bagi jasa pengguna pelayanan penerbangan, misal informasi keadan cuaca, keadaan traffic, keadaan fasilitas, dan sebagainya.

· Peningkatan kemampuan navigasi dan landing untuk mempermudah proses penerbangan.

· Peningkatan keterlibatan pengguna jasa pelayanan penerbangan dalam membuat keputusan tentang ATM decision-making termasuk air-ground computer dialogue untuk melakukan negosiasi.

Sisi Negatif Sistem Komunikasi New CNS / ATM dan Keuntungan dari Sistem Konvensional

Dengan adanya sistem komunikasi new CNS/ATM yang memberikan kemudahan untuk operasional ATC on duty, namun sistem ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan di Indonesia disebabkan karena faktor keamanan. Dikarenakan sistem ini dibuat oleh negara-negara super power seperti Amerika (GNSS), Rusia (GLONAS), dll. Diambil contoh bila kita menggunakan GNSS, karena yang membuat Amerika maka dia mengetahui gelombang yang dipakai untuk GNSS tersebut, dimana pihak Amerika sendiri menggunakan semacam metode pengacakan sinyal dalam jangka periode tertentu dengan alasan keamanan dan memproteksi kegiatan dan daerah militernya supaya tidak dapat diketahui oleh negara lain. Dan yang seperti kita ketahui bahwa Amerika bertindak semaunya, bisa saja suatu saat nanti mereka mengacaukan sinyal ataupun gelombang dikarenakan karena suatu permasalahan intern, dan bisa jadi Amerika mendapatkan gambar lokasi dan kegiatan militer kita melalui photo satellite. Adapun juga pada sistem ini dikatakan murah sehingga menghemat biaya, kalau ditinjau lebih dalam lagi mungkin itu akan berlaku pada saat penggunaannya. Tentunya biaya yang banyak dikeluarkan ketika pemasangan satelit dan maintenancenya, dimana kita menggunakan roket ke luar angkasa dan para astronot dari negara Amerika sendiri yang mengetahui seluk beluk dari satelit yang akan digunakan mengingat sumber daya manusia Indonesia untuk hal ini belum tersedia. Lagi pula untuk sistem komunikasi new CNS/ATM membutuhkan tenaga kerja manusia lebih sedikit untuk perawatan ground system, sedangkan penduduk di Indonesia yang begitu banyak tentunya kita perlu memberdayakan tenaga kerja yang kita miliki.

Beberapa kekurangan sistem komunikasi new CNS/ATM diatas tadi dapat ditutupi oleh sistem konvensional. Dari faktor keamanan kita tidak akan terinterupsi oleh negara yang lain lain halnya dengan GNSS yang menggunakan satelit suatu waktu karena masalah intern akhirnya satelit di non aktifkan oleh negara pembuat. Lalu walaupun perawatan untuk peralatan sistem konvensional cukup mahal namun dapat menggunakan tenaga kerja yang banyak.

Tidak ada komentar: