Tampilkan postingan dengan label ATM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ATM. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 April 2008

Konsep Slot Time Dalam Air Traffic Management Control


a. Pengertian Slot Time

Slot time adalah jadwal waktu kedatangan (arrival) dan keberangkatan (departure) yang dialokasikan oleh kordinator ATFM untuk pergerakan pesawat pada waktu/tanggal yang ditetapkan yang disesuaikan/diselaraskan dengan fasilitas bandara yang ada atau jadwal menggunakan fasilitas tersebut. Slot time ini adalah salah satu tool (sarana) dalam melaksanakan strategic air traffic flow management di mana dengan slot time, jadwal yang menumpuk/terlalu padat dialokasikan ke waktu/jam yang renggang pergerakannya sehingga kapasitas yang ada disuatu bandara dapat digunakan secara normal/digunakan secara optimal dan dengan menerapkan slot time ini dapat mengurangi penundaan. Di bandar-bandar udara yang padat pergerakannya, dimana fleksibilitas antara setiap pergerakan sangat kecil atau tidak ada sama sekali (flexibilitas lost) toleransi untuk mereka terlambat sangat kecil karena hampir rata-rata waktu sudah dimiliki slot pesawat lain. Setiap airline dapat saling menukar slot kedatangan atau keberangkatan jika mereka berhalangan atau jika tidak dapat memenuhi (fail to deliver an aircraft to an assigned arrival slot) jadwal yang ditentukan, penerbangan mereka dapat ditunda pada hari berikutnya dan tidak mendapat izin mendarat pada bandara yang bersangkutan. Jadi fungsi slot time bukan hanya mengalokasian jadwal ke waktu/jam yang renggang atau menempatkan jadwal diantara waktu celah tetapi juga memberi batasan waktu keberangkatan dan kedatangan yang harus di penuhi oleh setiap airlines, dimana jika airline gagal memenuhi slot yang telah ditentukan dapat merugikan airline itu sendiri yaitu jadwalnya bisa diundur pada waktu/jam berikutnya (jika memungkinkan) atau ditunda pada hari berikutnya dan jika dinegara lain yang telah menerapkan slot time setiap airline yang tidak dapat memenuhi slot mereka dapat dikenakan sanksi (penalty).

b. Perhitungan Slot Time

Berikut ini adalah contoh pengalokasian slot untuk jadwal penerbangan :

Kapasitas masing-masing runway (07L/25R/25L/07R) adalah 30 pergerakan perjam, sehingga keseluruhan kapasitas runway adalah 60 pergerakan per jam. Dimana interval antar pergerakan pesawat adalah 2 menit. Jadi selisih slot keberangkatan maupun kedatangan adalah 2 menit (jika ditetapkan 1 jam 60 pergerakan tetapi tidak semua jam operasi ditetapkan untuk full capacity dikarenakan adanya batasan kapasitas), perhitungan ini adalah masih dalam perhitungan mudahnya.

Contoh alokasi slot

Arrival

ETA

Departure

ETD

GIA 111

00.00

MNA 213

00.02

BTV 567

00.04

MDL 312

00.06

MAS 781

00.08

-

-

-

-

JTY 935

00.10

-

-

STQ 345

00.12

Alokasi slot tersebut akan diberikan kepada airlines untuk perhitungan mereka dalam mempersiapkan penerbangannya yaitu perhitungan berapa lama mereka loading dan unloading penumpang, barang dan kargo, Estimate Off Block Time (EOBT), taxi time, elapse time sehingga dapat tepat waktu dengan slot keberangkatan atau kedatangan yang diberikan. Dengan adanya penjadwalan dalam penggunaan runway tersebut maka pergerakan akan lancar karena tidak ada pesawat yang bersamaan waktunya untuk menggunakan runway.

c. Prinsip pengalokasian slot time ada tiga yaitu:
1).
atas dasar parameter koordinasi yang diadakan.
2).
menggunakan kriteria prioritas.
3).
harus netral dan tidak adanya diskriminasi dan transparan.

d. Anggota slot kordinator:

1). airline

2). operator bandara / otoritas

3). Pemerintah


e. Kriteria untuk alokasi slot :

1). untuk memastikan penggunaan yang paling efisien dari sumber daya bandara dalam rangka memaksimalkan keuntungan sebesar-besarnya dari pengguna bandara dan pengguna jasa penerbangan

2). mengefektifkan jam operasi

3). persaingan antar airline

4). Jam malam (curfews)

5). frekwensi operasi

f. Anggota di bandara

1). operator bandara

2). otoritas bandara

3). ground handling

g. Slot kordinator
Slot Kordinator adalah orang yang sah atau orang yang ditunjuk oleh otoritas yang

bersangkutan, yang diberi tanggung jawab untuk mengalokasikan slot time kepada airline

dan mendeklarasikan kapasitas bandara (airport capacity).

h. Tugas kordinator slot

1). membantu menentukan kapasitas bandara.

2). menganalis kapasitas bandara sebagai parameter kordinasi dalam pengalokasian slot.

3). menginformasikan ke beberapa pihak mengenai kapasitas yang ada dan

kemungkinan slot yang tersedia.
4).
memonitor realisasi slot time.
5).
mengalokasikan slot time kepada airline.

i. Peran Kordinator

1). mengalokasikan Slot Time kepada airline tanpa membeda-bedakan.

2). menginformasikan kepada airline mengenai kapasitas bandara sebelum penyerahan dead lines jadwal pertemuan (conference).



Air Traffic Flow Management Control (ATFM)


Air Traffic Flow Management(ATFM) adalah suatu pelayanan lalu lintas yang aman, teratur, cepat dan efisien dengan memastikan kapasitas pengatur lalu-lintas dan kapasitas bandar udara yang digunakan semaksimum/semaksimal mungkin, dan jumlah lalu lintas sesuai dengan kapasitas yang dideklarasikan oleh otoritas ATS (Air traffic Services). Tujuan ATFM dalam Human Factor In Air Traffic Control Digest No. 8 “ is not to control airborne aircraft but to minimaze delays by allocating departure slots and routes still on the ground “. Pada dokumen 9426 1.2.4.11, ATFM lebih diaplikasikan untuk menangani traffic flow yang ada di darat (ground) daripada yang diudara (in flight).

Eurocontrol mendefinisikan ATFM adalah upaya manajemen dalam rangka menjaga jumlah air traffic agar tidak pernah melebihi kapasitas sistem sehingga penundaan di udara (air delay) maupun penundaan di darat (ground delay) tidak melebihi dari toleransi delay yang diterima. Ketika kapasitas tidak dapat lagi menampung jumlah pergerakan (volume of air traffic) akan mengakibatkan penundaan penerbangan pada saat keberangkatan (take-off), in-flight holding, penggunaan level yang tidak ekonomis, pengubahan rute (re-routing) dan penyimpangan (diversions), hambatan rencana penerbangan, pengeluaran biaya operasi tinggi untuk bahan bakar. ATFM di gunakan untuk menyeimbangkan antara permintaan (traffic demand) dengan kemampuan kapasitas yang ada disuatu bandar udara dan ATFM ini harus di aplikasikan ketika di prediksikan permintaan (traffic demand) akan melebihi dari kapasitas yang ada disuatu bandar udara (doc 9426).

Tujuan dari pelayanan Air Traffic Flow Management (doc 9426) adalah :

a. Menjaga ATC (Air Traffic Controller) dari overload (kelebihan beban) yaitu dengan membatasi kapasitas yang ada.

b. Membuat lalu lintas udara (traffic flow) menjadi optimal dengan penggunaan terbaik dari kapasitas yang ada ketika permintaan (demand) meningkat atau di perkirakan akan meningkat.

c. Mengendalikan pergerakan pesawat dengan aman, teratur dan cepat sesuai dengan kapasitas yang ada.

Kapasitas ATC adalah jumlah maximum pesawat yang dapat ditampung/diterima dalam periode waktu yang ditentukan didalam ruang udara atau dilapangan terbang berdasarkan batasan yang ada di suatu bandar udara.