Jumat, 06 Agustus 2010

Adam Air DHI 574 Air Crash Investigation, National Geographic

Boeing 737-400 belong to Adam Air with flight number DHI-574 missing in flight route between Surabaya and Manado in 1st January 2007 reported by KNKT, Indonesia Safety Transportation Commission in Jakarta 25/03/08. According to Mr. Tatang Kurniadi, the head of department, the situation was started from bad weather and onboard IRS navigation system in malfunction. The IRS(Inertial Reference System) usually used to locate aircraft postion and speed measurement. The captain pilot, Refri A Widodo and Copilot Yoga tried to eliminate the IRS malfunction and ignored other instruments. In ussual condition, need only one pilot to fix the problem not both of them.

The chronologic

The red light beam warned the pilot if there is something wrong with the System. The pilot found that the IRS cause the flash light on the cockpit and try to eliminate it. He turned off the navigation system to attitude which mean the autopilot is being disengage. The plane was slowly roll to the right. Both the pilot was in spatial disorientation state and didn’t realize the airplane roll. When the airplane in 35 degrees to the right angle, warning flash light shouted in the cockpit. The pilot was doubt to turn the wheel drive to the opposite/cross side and turn the wheel to the same angle made it in 100 degree angles to the right. When The aircraft in 100 degree in right angle, the airplane was automatically making a steep dive to 60 degree of angle with autopilot disengage. The airplane rolled to the right for every 1 degree/seconds. The airplane was flown in less than 35,000 feet when entered the IRS malfunction.

In the situation, the pilot must do an opposite roll to balance the airplane when reaching 60 degrees to the right/left angle.

Due to accidentally or not, the pilot didn’t try to reduce the airplane speed. The airplane was cruising in fast heading to the ground(wide opened sea) uncontrollable. The speed was reaching Mach 0.926(+/- 1,100 km/h) which normally allow was Mach 0.82(+/- 900 km/h). Few minutes later, both the horizontal and vertical tails were ripped off. The aircraft was experiencing structural severe damage and out of control. The airplane hit the sea in more than 60 degree of steep dive and 100 degree to the right angle in almost reaching sound of speed.

Follow Up Action

According to KNKT investigation, lack and might out of maintenance procedure by airline are pushing the matter to the surface. DEPHUB(Departemen Perhubungan) said they will inspect the airplanes components maintenance in every 3 months. And others are training the pilot crew how to handle the critical situation during flight. In Adam Air case, the navigation system error has been reported for 154 times without taking any repairmen action by the firm.



1 komentar:

drmandangmichael@gmail.com mengatakan...

"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.

Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.