Senin, 31 Maret 2008
SPEECH
Speech is sacred. Our breath carries the message from our soul to others. This is an ancient truth that we have forgotten. Don't speak when your speech does not arise from inner calm and knowledge-what ever you say is useless.
Silence is wonderful healer, it sets us right, returning us to harmony; it is the climate in which the soul thrives. Contemplate the mirror of the inner world as thought it were a divining well, and watch for ripples to arise in its waters. Learn to know your self very deeply, contemplating your inner states as thought they were pages in the manual for your soul's operating instructions. Then speak and tell the truth to yourself and others.
Minggu, 23 Maret 2008
EMBUN
Se ekor colibri bertapa di atas
sekuntum mawar.
Mawar diam.
Tiba tiba.........
Plekss!!!
Se titik embun jatuh di keningnya.
Apa maksudnya?
Semua kolibri pun bertanya-tanya.
Sabtu, 22 Maret 2008
Dinamika Hidup
MIMPI
Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan
mimpi-mimpi mereka.
Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak
untuk maju. Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk
mewujudkannya. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi
dan tehnologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar.
Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.
Menurut Francis Ford Coppola, "It was the man's dream, and his inspiring
attempt to make them come true that remain important. ?Itu mimpi manusia
yang terpenting, dan upayanya yang inspiratif mengupayakan mimpi itu
menjadi kenyataan."! Kemajuan kehidupan saat ini merupakan hasil impian
generasi pendahulu kita.
Mereka yang tidak mempunyai impian meninggalkan banyak hal yang
ditawarkan oleh kehidupan. Hasrat atau kegigihan mereka mudah sekali
pudar, sehingga mereka dengan mudah mengubah impian mereka menjadi
sangat sederhana. Padahal, impian yang besar mempunyai kekuatan yang
besar pula. Orang-orang yang berhasil mencatat nama dalam sejarah
rata-rata mempunyai ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian
mereka.
Impian Merupakan Sumber Motivasi
Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Misalnya kita memimpikan
sebuah kamera merek A, maka kita menjadi lebih jeli memperhatikan benda
tersebut. Tantangan berat yang harus dihadapi bukan sesuatu yang berarti
jika impian sudah menjadi nafas kita. "It may be that those who do most,
dream most, - Mereka mengerjakan sesuatu dengan giat, sebab mereka
sangat memimpikannya, " kata Stephen Butler Leacock.
Bahkan impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi
sumber motivasi hingga mencapai tujuan atau menggapai tujuan
selanjutnya. Dorongan motivasi itulah yang akan menggerakkan tubuh dan
mengatur strategi yang harus ditempuh, misalnya bagaimana mencari
informasi dan menjalin komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain.
Nelson Mandela, sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, ia harus
berjuang untuk sebuah impian negara Afrika Selatan yang berdaulat. Untuk
itu ia menghadapi tantangan teramat berat. Impian selalu memotivasi
Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus merelakan
sebagian besar waktunya dibalik terali besi. Impian merupakan sumber
semangat bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar-benar merdeka.
Sebenarnya, kitapun dapat memperbarui nilai dan menyempurnakan jati diri
dengan kekuatan impian. Jadi jangan takut untuk bermimpi akan hal-hal
yang besar, sebab impian menimbulkan hasrat yang kuat untuk meraihnya.
Impian mampu berperan sebagai sumber motivasi, yang membangkitkan ambisi
dan optimisme, sehingga kita mampu melampaui semua rintangan dan
kesulitan.
Impian Menciptakan Energi Besar untuk Berprestasi
Impian menjadikan manusia penuh vitalitas dalam bekerja. Impian itu
sendiri sebenarnya merupakan sumber energi menghadapi tantangan yang
tidak gampang. Menurut Anais Nin, "Hidup ini mengerut atau berkembang
sesuai dengan keteguhan hati seseorang." Ada 4 tips sederhana guna
menjadikan impian sebagai sumber energi kita yaitu disingkat dengan kata
PLUS, yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif.
Rasa percaya menjadikan seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin
orang lain mengkritik atau menghalangi. Kepercayaan itu juga membentuk
kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai pemenang. T! ips
yang kedua adalah loyalitas atau fokus untuk merealisasikan impian.
Untuk mendapatkan daya dorong yang luar biasa, maka tentukan pula target
waktu.
Tips yang ketiga adalah ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja
lebih lama dan keras. Sedangkan tips yang ke empat adalah sikap mental
positif. Seseorang yang mempunyai impian memahami bahwa keberhasilan
memerlukan pengorbanan, kerja keras dan komitmen, waktu serta dukungan
dari orang lain. Oleh sebab itu, mereka selalu bersemangat mengembangkan
kemampuan tanpa henti dan mencapai kemajuan terus menerus hingga tanpa
batas. Impian yang sudah menjadi nafas kehidupan merupakan daya dorong
yang luar biasa.
Impian Menjadikan Kehidupan Manusia Lebih Mudah Dijalani
Impian menjadikan manusia lebih kuat menghadapi segala rintangan dan
tantangan. Sebab impian dapat menimbulkan kemauan keras untuk
merealisasikanny! a. "Nothing is difficult to those who have the will,
-Tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan."
Kunci kebahagiaan adalah mempunyai impian. Sedangkan kunci kesuksesan
itu sendiri adalah mewujudkan impian. George Lucas mengatakan, "Dreams
are extremely important. You can't do it unless you imagine it, - Impian
sangatlah penting. Kau tidak akan dapat melakukan apa-apa sebelum kau
membayangkannya. "
Jadi jangan takut memimpikan sesuatu. Jadikan impian tersebut sebagai
nafas kehidupan. Sebab impian yang kuat justru menjadikan perjuangan
yang berat saat menggapainya sebagai sarana latihan mengoptimalkan
kekuatan-kekuatan yang lain, misalnya kekuatan emosi, fisik, maupun
rohani.*
Jumat, 21 Maret 2008
Pandangan Dalam Mensikapi Kepemimpinan ATC Indonesia
Komitmen yang saya coba bangun dalam mewujudkan cita-cita ATC Indonesia yang cerdas, mapan dan berwibawa adalah upaya perwujudan pribadi maupun bagian dari organisasi melalui upaya mikro di lingkungan edukasi. Pembelajaran adalah jamu paling mujarab dalam pengkondisian evolusi sosial menuju cita-cita yang telah disepakati.
Tulisan sederhana bertajuk Pandangan Dalam Mensikapi Kepemimpinan ATC Indonesia ini diawali oleh suatu pemikiran berupa pertanyaan sangat sederhana dari salah satu student imajener "kesayangan" yang saya nilai cukup kritis dalam memandang wacana publik ATC Indonesia. Pertanyaannya sebagai berikut:
"Mas, di tengah-tengah eforia dan keyakinan akan pentingnya Sistem ATC Indonesia dalam turut serta menuju cita-cita road map to zero accident dan pelayanan transportasi yang mencirikan pola service, safety dan security serta compliance yang unggul, kok tidak banyak (baca: secara fisika biasanya kalau terlalu sedikit bisa dianggap diabaikan) yang muncul tokoh-tokoh penting dari unsur ATC Indonesia. Sederhanya, tokoh-tokoh yang biasanya di lingkungan ATC sendiri itu seolah-olah super hero, ternyata jarang juga tampak di lingkup penerbangan nasional apalagi internasional sebagai bagian dari unsur pimpinan penting. Kalau di Film terdapat judul Ada apa dengan cinta? rasanya di ATC Indonesia : Ada apa dengan super hero kita ?"
Pertanyaan susulan lainnya kemudian sangat berpotensi untuk muncul :
1. Benarkah eforia dan keyakinan akan pentingnya Sistem ATC Indonesia dalam penerbangan sipil Indonesia hanyalah retorika belaka ?
2. Betapa "rendah hatinya" para super hero kita sehingga tidak ingin muncul ke permukaan ?
3. Benarkah super hero kita adalah super hero sejati selevel Gatot kaca di level nasional atau Superman dan Batman di level Internasional ?
4. Apakah sistem......
dan seterusnya-seterusn
Latar belakang di atas tadi sebenarnya tidak sangat ilmiah untuk dijadikan sebagai perdebatan dalam diskusi ilmiah model apa pun. Tapi...dengan kerendahan hati saya berupaya menyusun kata demi kata sehingga hipotesa ini agak pantas.
Saya sebenarnya terlalu ....... dalam menyusun kritisi ini. Budaya sosial hierarki kadang agak membelenggu saya. Tapi yang kita butuhkan saat ini adalah sistematic giant step untuk mencapai cita-cita berrsama. Tetap, santun merupakan ciri.
Saya agak ragu dengan perubahan yang mencirikan bottom up dari pada top down. Mungkin pemikiran top down ini biasanya cepat prosesnya. Apapun itu fungsi kepemimpinan merupakan fungsi penting dalam MSDM.
Fenomena terkini di lingkup ATC Indonesia kini agak surprising buat saya adalah jumlah stok kader kepemimpinan nasional ATC yang secara kuantitas boleh dianggap sedikit (baca: seperti asumsi fisika). Parameternya antara lain adalah fenomena kepemimpinan di lingkup regulator maupun operator, atau mari kita coba hitung adakah ATC atau paling tidak bekas ATC Indonesia yang memiliki posisi greng, namun masih tahes dan mantap sehingga (saya tidak tahu pula bench mark nya apa) dapat dikategorikan sebagai kader kepemimpinan nasional ATC , dan setrusnya...
Benar kah kita telah secara serius menerpkan prinsip-prinsip MSDM modern sehingga masalah kaderisasi adalah masalah penting untuk dapat dijadikan pelajaran berharga yang segera dapat diimplementasikan ?
Saudara saudara, melalui tulisan ini saya berharap muncul pendapat pro dan kontra dan seterusnya. Perbedaan adalah dinamika dalam opini publik. Kerendahan hati dan kejujuran memandang adalah selimut hangat opini yang ingin kita kembangkan. Tanpa bertendensi saling meniadakan peran, saya mengajak melalui posting ini kita berusaha menjawab beberapa pertanyaan antara lain :
1. Bagaimana publik menilai pola kepemimpinan ATC Indonesia saat ini ?
2. Kader kepemimpinan ATC bagaimana yang diinginkan publik ?
3.Bagaimana mewujudkan pola kaderisasi yang ideal, sehingga kira-kira dalam 10-15 tahun akan muncul tokoh ATC Indonesia yang akan sering muncul sebagai trend setter dan salah satu unsur pimpinan panutan di lingkup penerbangan sipil nasional maupun internasional?
4. Pertanyaan terkait lainnnya????
Nah, bagaimana kritisi saudara. Ditunggu comment-nya.
Komunikasi Publik Dalam Pengorganisasian ATC di Indonesia
Komunikasi publik dalam penyampaian informasi di lingkungan komunitas ATC Indonesia dari sisi content yang ada, "belum banyak" memberikan wadah yang menarik bagi kawan-kawan dalam hal penyampaian wacana terkini dari ATC Indonesia. Mari kita coba rasio-kan berapa banyak contact yang terkait dengan informasi yang menyentuh langsung dengan substansi/ kepentingan ATC dan yang bukan. Tanpa maksud meniadakan pengaruh isimedia yang ada yang "seperti itu", tetap saja itu penting, tapi ada hal yang jauh lebih penting untuk di wacanakan. Masa iya ATC Indonesia tidak ingin mewacakan tubuhnya sediri. (Trigerring dengan maksud membangunkan semangat).
Bapak-bapak, senior dan jagoan/jagowanita ATC Indonesia. Saya menghimbau kepada saudara-saudara :
- Mencoba mengirimkanwacana yang membangun ATC, Konsep yang jelas, wacana/issue apa pun. Yang penting ada pelajaran yang dapat dipetik buat kita. Tentunya panjenengan yang ngerti penting atau tidak isi materi yang panjenengan akan kirim.
- Ada departemen dalam tubuh organisasi tercinta ini yang bertugas dalam managing public issue. Mengarahkan wacana/ issuie yang telah, sedang dan akan berkembang seputar lingkup ATC Indonesia atau yang terkait dengan itu sehingga dapat diarahkan sesuia dengan kepentingan organisasi maupun ATC Indonesia. Departemen, Pokja, atau elemen-elemen yang "kuat" dapat secara efektif dan proporsional menyampaikan pandangan-pandangan organisasi sehingga dapat lebih dipahami oleh kawan-kawan ATC Indonesia. Hal ini dapat pula sebagai tolak ukur dinamika organisasi, dan alat ukur acceptabilitas kebijakan yang akan diambil oleh unsur pimpinan sehingga dapat dinilai para anggota.
- Sangat tidak kita iningkan wacana-wacana yang ada di lingkup ATC Indonesia bersifat "ADA TAPI TIADA, TIADA TAPI ADA."
Demikian trigger saya, semoga semakin memompa darah dalam semakin mewujudkan ATC Indonesia yang cerdas, mapan dan berwibawa di lingkup penerbangan Indonesia dan Dunia.
KRITISI UNTUK PARA PETINGGI DAN YANG MERASA PETINGGI PADA KOMUNITAS ATC INDONESIA
Saya bukan siapa-siapa dalam komunitas ATC Indonesia. Dalam suatu
kesempatan, ketika saya dihadapkan dengan pertanyaan kritis oleh para
student ATC dan bekas student ATC yang baru saja lulus dari sekolahan
ATC yang ada nama Indonesia-nya, tiba-tiba saya harus berfikir keras
bagaimana harus menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan itu adalah, "Mas,
bapaknya yang ngemong ATC Indonesia itu siapa sih? Kok, kelihatan ada
tapi tiada dan kelihatan tiada tapi ada. Biasanya bapak (yang baik)
itu selalu memperhatikan kebutuhan dan kepentingan ibu, anak dan
saudara-saudaranya. Memberi uang belanja, uang saku dan seterusnya.
Memarahi bila ada yang salah dan memberi penghargaan bila ada yang
perlu diberi penghargaan" .
Terus terang menjawab pertanyaan ini agak gampang-gampang susah.
Jawaban pertanyaan selalu memiliki dimensi yang luas. Dari sudut
pandang komunikasi publik, penanya bertanya dengan intensi memperoleh
jawaban yang sesungguhnya publik dan penanya sendiri telah mengetahui
jawaban dari pertanyaan tersebut atau publik telah memahami dan
penanya adalah orang bodoh yang tidak sadar lingkungan atau opsi
publik dan penanya sendiri adalah orang-orang bodoh atau dibodohi oleh
lingkungan sehingga menjadi tampak tidak sadar lingkungan.
Terhadap pilihan sudut pandang komunikasi publik tersebut saya harus
berfikir lebih keras lagi. Fenomena yang dilihat oleh beberapa orang
kawan (yang saya nilai agak skeptis), perkembangan (yang kalau masih
boleh dibilang berkembang) jagat ATC Indonesia tidak dapat hanya
ditandai dengan tolok ukur telah digunakannya peralatan yang konon
High-Tech dalam pelayanan lalu lintas penerbangan. Berentetnya
titel-titel yang disandang dalam nama personil-personil ATC Indonesia,
dan seterusnya. Namun kata orang pintar, keberhasilan progres harus
diukur dengan parameter yang lebih komprehensif dengan analisa sistemik.
Perjalanan procedure development, implementation yang dilanjutkan
dengan evaluation baik skala makro maupun mikro dalam konteks
pelayanan lalu lintas penerbangan di Indonesia masih jauh panggang
dari api. Sebut saja ATS master plan yang ada, siapa saja yang terkait
dengan penyusunannya (keterwakilan publik), bagaimana upaya
mencapainya, seberapa besar tingkat pencapaiannya, dan seterusnya.
Dalam tatanan yang lebih teknis berapa banyak informasi dan prosedur
pelayanan navigasi penerbangan yang konon para aviator pun akan
kebingungan dalam membacanya dan menginterpretasikannya dan setrusnya.
Peralatan komunikasi, navigasi dan pendekatan yang digunakan dalam
pelayanan lalu lintas penerbangan konon telah direncanakan secara
matang oleh para perencana di kantor paling pusat dari pengurus
ATC-ATC Indonesia yang sepertinya lebih suka membuat loncatan-loncatan
panjang dalam perencanaan sistem, dari pada membuat sesuatu yang lebih
sederhana, ringkas dan mudah dipahami oleh publik. Sistem satelit
adalah kemajuan teknologi yang tidak dapat dipungkiri bahwa ini akan
datang dan pasti digunakan, akan tetapi, implementasi sistem ini akan
menjadi basa-basi belaka ketika masih dijumpai peralatan radar yang
di-instal dari "jaman batu" namun eksistensinya seolah-olah ada dan
tiada, dianggap penting namun tidak penting. Investasi procurement
peralatan mahal namun kurang friendly use dan tidak terintegrasi
dengan peralatan pada adjacent unit, dan seterusnya.
Masalah sumber daya manusia, hal yang lebih krusial lagi untuk
dikritisi. Pertanyaannya adalah; berapa jumlah personil active control
yang sekarang ada di Indonesia? apakah sudah memenuhi standar
kecukupan kuantitas maupun kualitas? Kalau kurang, berapa dan
bagaimana harus memenuhinya? Penulis sangat percaya bahwa menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dilakukan koordinasi yang lebih
intensif, tepat, terarah dan terpadu.
Masalah-masalah tersebut adalah salah sekian dari sekian banyak wacana
yang dapat diidentifikasi oleh sebagian publik. Bisa jadi hal di atas
merupakan kebenaran atau ketidakbenaran. Namun yang paling penting
untuk diketahui publik adalah bagaimana apa yang harus diketahui
publik menjadi diketahui publik dengan sebenar-benar dan
sejujur-jujurnya. Menjadi sulit untuk dipersalahkan bila publik
memberikan penafsiran yang kurang tepat ketika kebijakan publik kurang
terpublikasi.
Kembali pada pertanyaan awal, siapa sebenarnya bapak yang ngemong ATC
Indonesia? Rasanya saya harus jujur menjawab bahwa saya sendiri tidak
tahu siapa sebenarnya dia. Karena pada saat pertanyaan ini terlontar
kepada saya, saya hanya memberikan senyum saja pada mereka. Dalam hati
saya bergumam, barangkali mereka sudah tahu jawabnya.
Melalui posting ini kami mengajak publik untuk mengkritisi kondisi yang
berlangsung saat ini. Kalau saudara-saudara merasa telah
mengidentifikasi siapa bapak yang ngemong ATC Indonesia. Saya mengajak
saudara saudara mengomentari tulisan ini dan memberikan ponten (nilai)
pencapaian/kepuasan terhadap progres Development of air traffic services di
Indonesia dalam skala penilaian kepuasan. Penilaian ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada publik mengenai public acceptance
dari progres yang telah berlangsung.
Bravo ATC Indonesia, semoga vision Menuju ATC Indonesia Yang Cerdas,
Mapan Dan Berwibawa menjadi lebih dekat menuju kenyataan.
CITA-CITA TERWUJUDNYA ATC INDONESIA YANG CERDAS, MAPAN DAN BERWIBAWA
Saya adalah pemerhati ATC Indonesia yang sangat prihatin dengan
perjalanan dan perjuangan menuju kondisi yang ditunjukkan dalam subjek
posting ini.
Kalau kita bicara mengenai kondisi yang cerdas,mapan dan berwibawa,
saya sangat tergerak melalui komunitas ini untuk menyikapi beberapa
wacana publik yang saya tawarkan.
1. Kecenderungan pemberian pelayanan lalu lintas penerbangan (LLP)
yang tampak kurang memberikan prinsip keadilan bagi pengguna jasanya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini terjadi fenomena "Airline
sahabat ATC dan airline yang kurang bersahabat dengan ATC". Sungguh
amat memprihatinkan bila para ATC Indonesia dalam memberikan Pelayanan
LLP seolah melacurkan profesi dengan alasan pemberian "gula-gula" oleh
airline sahabat ATC tersebut memberikan "additional services" dengan
mengalahkan prinsip-prinsip dasar dalam pelayanan LLP sebagaimana
ditunjukkan oleh beberapa buku pintar yang dipelajari oleh seluruh ATC
Indonesia. Jika fenomena ini benar adanya,maka saya mengajak dengan
sangat agar kita kembali ke khitoh pelayanan yang sebenar-benarnya
sebagaimana telah ditunjukkan dalam buku pintar. Bagaimanapun hati
lebih bernilai dari "gula-gula".
2. Prinsip Contingency Plan merupakan frase yang sangat dikenal dan
akrab dalam aktivitas keseharian ATC Indonesia. Artinya, segala
sesuatu rencana, kegiatan maupun cita-cita selalu diharapkan ada
rencana A,B, C,... sampai Z.
Cita-cita single ATS Provider saat ini merupakan dagangan paling laku
untuk diperbincangkan oleh komunitas LLP di Indonesia. Pertanyaannya
adalah; Sejauh mana komunitas ATC Indonesia mempersiapkan rencana A,B,
C,... sampai Z tersebut dalam pencapaian cita-cita single ATS
provider. Kesan yang muncul di permukaan arena publik tampak bahwa ATC
Indonesia menunggu cita-cita tersebut bak runtuhnya buah durian dari
pohon. Rencana pencapaian yang disusun terkesan belum sampai pada
huruf Z. Bahkan A pun belum komprehensif. Banyak wacana yang
menyatakan bahwa komunitas ATC merasa ditinggal oleh pemerintah dalam
penyiapan organisasi ATS Single provider. Kalau ini pertanyaannya;
Mengapa hal ini tidak diungkapkan kepada pemerintah sembari
menyertakan Plan A sampai Z tersebut. Kalau komunitas ATC Indonesia
mempunyai harapan-harapan khusus dalam pembentukan organisasi single
ATS Provider, tentunya harus memberikan deskripsi yang lebih jelas
lagi dan spesifik tentang apa yang diinginkan serta bagaimana
mencapainya. Tentunya hal ini tidak mudah,diantara beraneka ragamnya
warna kelompok ATC di Indonesia, tentunya harapannya pun beragam.
Pahaman siapa kuat dia dapat tentunya bukan hal yang diharapkan. Yang
jelas publik akan menilai yang terbaik untuk Merah Putih.
Terkait dengan subjek posting ini, saya sangat berharap cita-cita
terwujudnya ATC Indonesia yang cerdas, mapan dan berwibawa bukan hanya
menjadi slogan yang dicita-citakan saja, namun perlu diwujudkan
melalui upaya-upaya yang terencana, terarah, dan terkendali. Dan yang
terpenting adalah memulai bekerja dengan hati, kejujuran dan
keikhlasan.