Kamis, 15 Mei 2008

KEDAULATAN UDARA INDONESIA


1. Wilayah Ruang Udara Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang terbentang dari 94º 58' 21" BT- 141º 01' 10" BT dan 6º 04' 30" LU – 11º 00' 36" LS memiliki wilayah teritorial yang meliputi :

a. Wilayah daratan (Land Territory)

Kedaulatan negara RI utuh dan penuh diruang udara diatas wilayah daratan RI dan pemerintah RI mempunyai kedaulatan yang bersifat mutlak dan penuh, tidak mengenal perkecualian

b. Perairan Kepulauan (Archipelago Waters)

Perairan yang berada disebelah dalam garis pangkal kepulauan negara RI tanpa memperhatikan kedalaman atau jaraknya dari pantai.

c. Laut Teritorial (Territorial Sea)

Dengan jarak 12 Mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan RI merentang lurus kearah luar.

Disamping wilayah territorial, NKRI juga memiliki wilayah yurisdiksi diluar wilayah territorial, yang meliputi :

a. Zona Tambahan (Contiguous Zone)

Letaknya merentang bersebelahan dengan Laut Territorial dengan lebar tidak melebihi 24 mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan dari mana lebar laut territorial RI diukur

b. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusif Economic Zone)

Wilayah laut dengan lebar tidak melebihi 200 mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan darimana lebar laut territorial RI diukur.

Ruang udara diatas ZEE Indonesia yang berada diluar laut territorial RI bebas dipergunakan oleh pesawat udara asing dengan syarat bahwa penerbangannya tidak melanggar hak-hak RI yang terdapat dalam ZEE RI.

c. Landas Kontinen (Continent Shelf)

Merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratan dibawah laut hingga tepian luar kontinen yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut yang diukur dari garis dasar/pangkal laut territorial jika diluar 200 mil laut masih terdapat daerah dasar laut yang merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dan jika memenuhi kriteria kedalaman sedimentasi yang ditetapkan dalam konvensi.


2. Wilayah Ruang Udara Indonesia di atas Alur Laut Kepulauan Indonesia

Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan wajib menentukan alur laut (Sea Lanes) dan jalur udara (Air Route) diatasnya untuk koridor bagi kapal laut dan pesawat terbang asing yang akan melewati perairan Indonesia.

Indonesia telah menetapkan ALKI menjadi 3 (ALKI I, ALKI II dan ALKI III) dengan rute sebagai berikut :

a. ALKI I :

1) ALKI I : Laut Cina Selatan – Laut Natuna – Selat Karimata – Laut Jawa dan Selat Sunda ke Selat Hindia (atau sebaliknya).

2) ALKI I-A :

a) Dari Selat Singapura – Laut Natuna – Selat Karimata – Laut Jawa dan Selat Sunda ke Samudera Hindia (atau sebaliknya), atau

b) Melintasi Laut Natuna langsung ke Laut Cina Selatan (atau sebaliknya)

b. ALKI II : Laut Sulawesi – Selat Makassar – Laut Flores - Selat Lombok ke Samudera Hindia (sebaliknya)

c. ALKI III

1) ALKI III-A : Samudera Pasifik – Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Selat Ombai – Laut Sawu (atau sebaliknya).

2) ALKI III-B : Samudera Pasifik – Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Selat Leti ke Laut Tomor (sebaliknya).

3) ALKI III-C : Samudera Pasifik – Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Laut Arafuru (sebaliknya).

4) ALKI III-D : Samudera Pasifik – Laut Maluku – Laut Seram – Selat Ombai – Laut Sawu (timur Pulau Sawu) ke Samudera Hindia (sebaliknya).

5) ALKI III-E :Laut Sulawesi – Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Selat Ombai – Laut Sawu (sebelah barat/timur Pulau Sawu) sebaliknya, atau melintasi Laut Maluku – Laut Seram – Laut Banda – Selat Leti – Laut Timor ke Samudera Hindia, atau Laut Seram – Laut Banda – Laut Arafuru (sebaliknya).



Tidak ada komentar: