Jumat, 11 April 2008

Andaikan Dapat Berbicara Dengan Bahasa Hati, Cinta dan Kasih Sayang


Aku mendengar...............aku membaca.............aku merasa............sebuah tanda..............

Kemudian aku termenung dalam sebuah kontemplasi, betapa sesungguhnya masih ada ketidakmampuanku dalam memahami arti bahasa hati, cinta dan kasih sayang dalam sebuah perjuangan. Filsafat - yakin perjuangan akan sampai, ternyata memerlukan sebuah kesabaran lebih untuk memaknainya secara lebih mendalam.

Akhirnya, pun aku mulai melihat lentera pemahaman betapa tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati . Hati yang bersih, jujur, ikhlas dengan tiada kedengkian.

Betapa pula kusadari dengan rasa bahwa bicara dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak pikir, namun juga betapa lembut hati dalam menjalani segala sesuatunya. Takkan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat, atau membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Namun harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada kita.

(Catatan ini saya dedikasikan sebagai bahan kontemplasi diri pribadi dan bisikan halus untuk saudara-saudara seperjuangan di sebelah sana yang mulai lupa...........bagaimana bicara dengan seorang saudara)

Tidak ada komentar: