Selasa, 15 April 2008

FAMILIRIZATION FLIGHT UNTUK ATS OFFICER


Program pengenalan terbang (familiarization flights) disebutkan dalam Air Traffic Services Planning Manual, First (Provisional) Edition-1984, Part IV Section 1 Chapter 3.3.6 Page IV-1-3-5 (Doc 9426-AN/924).

The objective of familiarization flights is to provide an opportunity for controllers, supervisors and ATS management personnel to observe, at first hand, the working environment of pilots of large commercial aircraft and the methods and procedures used in the departure, en-route and arrival phase, including navigation techniques used. Familiarization flights also provide the opportunity to listen to air-ground communications and to assess how they affect a pilot’s workload as well as the opportunity to monitor how well ATS units are performing.

Subject to economic and staffing considerations and agreement by operators concerned, ATS authorities should make arrangements for controllers to undertake familiarization flights aboard both scheduled and nonscheduled commercial aircraft. As these flights require entry into the cockpit of the aircraft, permission to do so should be obtained from the operator concerned prior to the flight.

Where familiarization flights are considered an operational requirement, they should be carried out in duty hours and taken as part of on-the-job training. Their frequency should be dictated by operational considerations. For administrative purposes flights should include operations both during day and night; however, such flights should be completed normally within one day. A written report should be submitted on the completion of a familiarization flight.

A familiarization flight programme for ATC operating personnel may be as follows:

a) aerodrome controller or approach controller – Familiarization with the geographical features, significant points of his area of responsibility and standard instrument approaches to the aerodrome located in the area of responsibility. Liaison visits to neighbouring aerodromes;

b) area controller - Flight on a controlled ATS route in the area for which his ACC is providing service; familiarization with geographical features and significant points. Liaison visits to important aerodromes located in this area of responsibilities.

A familiarization flight programme for supervisory personnel may be as follows:

a) directors of air traffic control - Flight along ATS routes or areas where special requirements exist or may exist;

b) headquarter’s chiefs and supervisors; ATC instructors at a training school - Flight along ATS routes or in areas where special requirements exist;

c) regional senior supervisors, training and evaluation specialists - Flight along at least one main domestic ATS route of operational concern to the FIR should be made every 12 months. In addition a flight should be made on any ATS route on which a major change occurs in the route structure, including a flight on the flight deck of any new type of aircraft introduced on that route.

Penulis terjemahkan sebagai berikut:

Sasaran pengenalan terbang adalah untuk menyediakan kesempatan bagi controller, supervisor dan personil manajemen ATS (Air Traffic Services) untuk mengamati, dari sumber langsung, lingkungan kerja pilot dari pesawat terbang komersil besar dan metode dan prosedur yang digunakan dalam fase departure, en-route dan arrival, mencakup teknik navigasi yang digunakan. Pengenalan terbang juga menyediakan kesempatan untuk mendengarkan air-ground komunikasi dan untuk menilai bagaimana mereka mempengaruhi beban kerja pilot seperti halnya kesempatan untuk memonitor seberapa baik ATS unit bekerja.

Bergantung pada ekonomi dan susunan pertimbangan kepegawaian dan persetujuan oleh operator terkait, ATS authority perlu menyusun bagi para controller untuk melakukan familiarisasi penerbangan pada pesawat terbang komersil berjadwal dan tidak berjadwal. Personil yang mengikuti program pengenalan terbang (familiarization flight) ini harus berada dalam kokpit pesawat terbang, ijin untuk melakukannya harus diperoleh dari operator yang terkait sebelum penerbangan.

Program pengenalan terbang (familiarization flight) dipertimbangkan kebutuhan operasionalnya, mereka harus melaksanakannya dalam jam tugas dan mengambilnya sebagai bagian dari latihan di tempat kerja. Frekuensi mereka harus berdasarkan pertimbangan operasional. Untuk tujuan administratif penerbangan ini perlu meliputi pengoperasian selama siang dan malam; bagaimanapun, penerbangan tersebut harus diselesaikan secara normal dalam satu hari. Suatu laporan tertulis harus disampaikan atas penyelesaian suatu pengenalan terbang.

Program pengenalan terbang (familiarization flights) untuk personil ATC diikuti oleh:

a. Aerodrome controller atau approach controller - Pengenalan dengan rencana geografis, butir-butir penting dari area tanggungjawabnya dan instrument approach standard di aerodrome; dalam area tanggungjawabnya. Dengan mengunjungi aerodrome terdekat;

b. Area controller - Penerbangan di ATS route yang dikendali dalam area di mana menyediakan pelayanan ACC; famiarisasi dengan rencana geografis dan butir-butir penting. Dengan mengunjungi aerodrome penting; yang berada dalam area tanggungjawabnya.

Program pengenalan terbang (familiarization flight) untuk personil supervisor diikuti oleh:

a. Directors of air traffic control - Penerbangan sepanjang ATS route atau area di mana memiliki kebutuhan khusus atau yang akan ada;

b. Headquarter’s chief; ATC instruktur pada suatu sekolah pelatihan - Penerbangan sepanjang ATS routes atau dalam area di mana memiliki kebutuhan khusus;

c. Regional senior supervisors, training and evaluation specialist - Penerbangan sepanjang sedikitnya satu ATS route domestik utama dari operasional mengenai FIR (Flight Information Region) harus dibuat setiap 12 bulan. Sebagai tambahan suatu penerbangan harus dibuat pada ATS route manapun, perubahan utama terjadi dalam struktur rute, mencakup suatu penerbangan pada segala jenis pesawat baru yang diperkenalkan pada rute tersebut.

Recommendation 17/22 International Civil Aviation Organization pada Asia Pacific regional Meeting pada tahun 1973 mengenai cockpit fam.flight bagi petugas ATS yang berbunyi :

The states with the assistance of operators and the ICAO Regional officer as required, arrange, whenever possible periodic controller on the flight for Air Traffic Controller on the flight deck on schedule or other appropriate flight, in order to the solution of pilot and controller problems.

Penulis terjemahkan sebagai berikut:

“Setiap Negara anggota dengan bantuan operator (pemilik pesawat) dan sesuai permintaan ICAO Regional Officer bila memungkinkan pengenalan terbang (familiarization flight) untuk personil Air Traffic Service secara periodik pada penerbangan berjadwal atau yang lainnya untuk memberikan gambaran nyata dalam memecahkan masalah antara pilot dan personil Air Traffic Service.”

Manfaat Program Pengenalan Terbang (Familiarization Flight)

Penulis akan mencoba mengemukakan manfaat dari program pengenalan terbang (familiarization flight) tersebut yaitu:

1. Dapat mengetahui kegiatan penerbangan selama penerbangan.

Selama penerbangan banyak hal yang dilakukan penerbang yaitu mulai dari start engine, taxi, tinggal landas di dalam perjalanan, mendarat sampai mematikan mesin pesawat di bandar udara tujuan. Dalam hal ini personil ATS dapat mengetahui sibuknya seorang penerbang. Belum lagi dalam menghadapi keadaan alam seperti cuaca buruk. Contoh kesibukan penerbang pada saat tinggal landas adalah meninjau ulang semua peralatan flight control yang ada di cockpit untuk menghindari hal-hal yang dapat mengganggu penerbangan. Setelah tinggal landas penerbang masih disibukkan dengan yang lain seperti memasukkan roda, flaps. Seorang penerbang diperlukan konsentrasi yang betul-betul terfokus pada prosedur yang harus dilakukan. Semua yang dilakukan penerbang tidak lepas dari check list (daftar urutan) yang harus dikerjakan selama penerbangan.

Check list tersebut berisikan antara lain:

a. Check list sebelum start engine.

Dalam check list ini tertulis semua kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pada awal penerbangan.

b. Check list sesudah start engine.

Check list ini mencakup dari bagian yang harus segera dilaksanakan setelah mesin hidup, seperti pompa hidrolik yang mungkin dibutuhkan untuk mengoperasikan rem (brake) dan untukmengendalikan roda depan (nose wheel) waktu taxi serta alat anti es mungkin diperlukan dalam keadaan tertentu untuk menghindari icing atau pembekuan.

c. Check list sebelum tinggal landas (take off).

Check list ini mencakup keseluruhan penerbangan dan alat-alat navigasi, sistem tekanan udara, bahan bakar, mempelajari ATC clearance dan hal-hal lain, untuk menghindari hal-hal yang dapat membingungkan atau mengacaukan penerbangan.

d. Check list sesudah take off.

Memeriksa kembali seluruh bagian-bagian yang membutuhkan perhatian sebagai awal dari penerbangan. Misalnya cek roda, flaps, bahan bakar, arah angin dan sebagainya. Bila ada dua atau tiga awak kokpit, ini dikerjakan dengan jalan “do and nounce” artinya dikerjakan sambil diucapkan oleh pilot.

e. Check list waktu turun.

Merencanakan langkah-langkah untuk pendaratan, mendengarkan informasi airport dari ATIS (Automatic Terminal Information Service), mempelajari approach chart (peta pendekatan) dan informasi-informasi lainnya.

f. Check list waktu approach.

Check list ini meninjau ulang bagian-bagian kritis terakhir untuk mendarat, seperti menurunkan roda, instrumen-instrumen untuk penerbangan dan navigasi.

g. Check list setelah mendarat.

Check list ini mencakup bagian-bagian rutin misalnya flaps dan lampu-lampu.

h. Check list untuk parkir.

Check list ini digunakan untuk menjamin bahwa pesawat betul-betul telah selesai dipakai.

2. Dapat memantau pelaksanaan air traffic system dari kokpit.

Dari kokpit, personil ATS dapat memantau secara langsung bekerjanya ATS system, dalam hal ini prosedur dan control teknik. Dengan alat bantu navigasi udara penerbang dapat mengetahui posisi pesawat yang dibawanya, bahkan arah dan jarak tersebut dapat diketahui. Dari kokpit, personil ATS juga dapat memantau secara langsung bagaimana caranya:

    1. Membuat holding pattern.
    2. Mengikuti instrument approach procedure.
    3. Visual Approach.
    4. Memantau Cuaca.
    5. Melakukan Komunikasi

3. Dapat menjalin kerjasama dan tukar-menukar informasi dengan penerbang mengenai flight preparation, cockpit procedures dan radio communication.

Selama mengikuti program pengenalan terbang (familiarization flight) petugas ATS mendapat penjelasan dari penerbang mengenai karakteristik dari pesawat yang dibawanya dan mendapat penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan atau keluhan-keluhan yang dihadapi selama penerbangan. Dengan adanya program pengenalan terbang (familiarization flight) petugas ATS juga dapat mengemukakan kepada penerbang mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petugas ATS pada saat menjalankan tugasnya.

4. Dapat meninjau air traffic service unit di bandar udara tujuan.

Saat tiba di tempat tujuan, dapat meninjau unit-unit Air Traffic Service, fasilitas unit di bandar udara tujuan, dalam hal ini petugas ATS mempunyai kesempatan untuk dapat saling mengenal lebih dekat sehingga terjalin hubungan yang erat dan dapat saling berbagi pengalaman masing-masing, terutama menyangkut masalah keselamatan penerbangan. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat menjalin kerjasama atau koordinasi yang baik dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mendukung kelancaran tugas sehari-hari. Dari hasil mengikuti program pengenalan terbang (familiarization flight) penulis juga dapat mengasumsi dua manfaat bagi penerbang yaitu:

a. Dapat berkomunikasi langsung dengan personil ATS tentang masalah-masalah operasional. Dalam hal ini penerbang dapat menanyakan langsung tentang keakuratan daripada alat-alat bantu navigasi seperti VOR/DME, NDB apakah dikalibrasi secara periodik, kemudian jumlah personil yang bertugas serta lisensi yang dimiliknya.

b. Dapat menyampaikan saran-saran. Dalam hal ini pihak penerbang juga dapat menyarankan supaya diintensifkannya pertemuan antara personil ATS dengan penerbang, karena hal tersebut sangat bermanfaat sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam tugas sehari-hari sehingga melalui pertemuan tersebut akan tercipta saling pengertian diantara kedua belah pihak.

5. Memantau kesulitan-kesulitan yang dihadapi penerbang.

6. Menghargai profesi penerbang.

Tidak ada komentar: