Belum mampu ku memahami dan memaknai romantika perjuangan asa. Hanya percuma ku bercanda dengan rasa? Seperti pahit yang justru membuat ku merindukan kegelisahan. Antara keinginan untuk bertahan atau melangkah gontai tanpa menoleh secelahpun.
Selama hari aku mencoba membujuk hati untuk bertahan dari ketidaknikmatan memandang ruang kosong tanpa tepi. Berdiri di tengah curahan kabut pagi tanpa pernah berani membayangkan realitas di balik kepengapan itu. Entah sampai sejauh mana permainan semacam ini mampu ku lakoni tanpa sedikitpun merasa perlu untuk merenungkannya.
Mungkin ku salah memilih ruang. Ingat ketika aku sempat bergumam ……. “Mungkin aku telah salah menilai. Tapi ini sungguh sesuatu yang kontradiktif.” Dan angin pun kehilangan kata-kata untuk menyikapinya. Padahal, hanya sedikit yang ingin kudengar. Hari ini, seperti juga beberapa malam lalu, aku cuma ingin melihat seberapa tegar aku berdiri di tengah pusaran angin yang berhembus dari muara hati.
Masih sempat kulihat sekelebat sosok menyayup. Tidak adakah yang masih bisa dihembuskan dalam sebuncah kata? Atau justru diam masih bisa membuat lebih menghargai masa?
Ternyata perjuangan pencapaian asa tidak akan pernah bermuara. Matahari masih jauh disana........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar